SUKU BESEMAH
orang Inggris tersebut rupanya sudah pernah pula muncul pada
laporan orang Portugis jauh sebelumnya. Disebutkan dalam satu situs internet
bahwa Portugis pernah mendarat di Pacem atau Passumah (Puuek, Pulau Sumatra)
pada bulan Mei 1524. Namun, dari korespondensi pribadi dengan Marco Ramerini
dan Barbara Watson Andaya, diperoleh konfirmasi bahwa yang dimaksudkan dalam
laporan Portugis itu adalah Aceh, bukan Pasemah seperti yang dikenal ada di
Sumatra Selatan sekarang. Hal ini juga terindikasi dari lokasi Pacem itu
sendiri yang dituliskan berada pada 05_09’ Lintang Utara – 97_14’ Bujur Timur).
Gunung Dempo sendiri yang disebut -sebut oleh Gramberg di atas berada pada
posisi 04_02’ Lintang Selatan – 103_008’ Bujur Timur.Nama Pasemah yang kini
dikenal sebetulnya adalah lebih karena kesalahan pengucapan orang Belanda,
demikian menurut Mohammad Saman seorang budayawan dan sesepuh di sana. Adapun
pengucapan yang benar adalah Besemah sebagaimana masih digunakan oleh penduduk
y
Besemah suatu terminology lebih dikenal dekat dengan satu
bentuk kebudayaan dan suku yang berada disekitar gunung Dempo dan pegunungan
Gumay. Wilayah ini dikenal dengan Rena Besemah. Sedangkan untuk terminology
politik dan pemerintahan, dipergunakan nomenklatur Pasemah. Pada masa kolonial
oleh Inggris dan Belanda menyebutnya Pasumah, bahkan sampai sekarang Pemerintah
Republik Indonesia masih menyebutnya Pasemah.
Sekilas Sejarah Besemah
Ilustrasi menarik mengenai tempat orang-orang Pasemah pernah
dituliskan oleh JSG Grambreg, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda yang
ditulisnya tahun 1865 sebagai berikut:
Barang siapa yang mendaki Bukit Barisan dari arah Bengkulu.
kemudian menjejakkan kaki di tanah kerajaan Palembang yang begitu luas; dan
barang siapa yang melangkahkan kakinya dari arah utara Ampat Lawang (negeri
empat gerbang) menuju ke dataran Lintang yang indah, sehingga ia mencapai kaki
sebelah Barat Gunung Dempo, maka sudah pastilah ia di negeri orang Pasemah.
Jika ia berjalan mengelilingi kaki gunung berapi itu, maka akan tibalah ia di
sisi timur dataran tinggi yang luas yang menikung agak ke arah Tenggara, dan
jika dari situ ia berjalan terus lebih ke arah Timur lagi hingga dataran tinggi
itu berakhir pada sederetan pengunungan tempat, dari sisi itu, terbentuk
perbatasan alami antara negeri Pasemah yang merdeka dan wilayah kekuasaan
Hindia Belanda. Dari kutipan itu tampak bahwa saat itu wilayah Pasemah masih
belum masuk dalam jajahan Hindia Belanda. Operasi-operasi militer Belanda untuk
menaklukkan Pasemah sendiri berlangsung lama, dari 1821 sampai 1867. Johan
Hanafiah budayawan Sumatra Selatan, dalam sekapur sirih buku Sumatra Selatan
Melawan Penjajah Abad 19 tersebut menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah
dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di
Sumatera Selatan abad 19, berlangsung hampir 50 tahun lamanya.Johan Hanafiah
juga menyatakan bahwa pada awalnya orang-orang luas, khususnya orang Eropa,
tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah. Orang Inggris, seperti
Thomas Stamford Rafless yang pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa
(1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar
(1817-1824) menyebutnya dengan Passumah. Namun kesan yang dimunculkan adalah
bahwa orang-orang Passumah ini adalah orang-orang yang liar. Dalam The British
History in West Sumatra yang ditulis oleh John Bastin, disebutkan bahwa
bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah
Passumah pernah menyerang distrik Manna tahun 1797. Disebutkan pula bahwa pada
tahun 1818, Inggris mengalami dua malapetaka di daerah-daerah Selatan yakni
perang dengan orang-orang Passumah dan kematian-kematian karena penyakit
cacar.Pemakaian nama Passumah sebagaimana digunakan oleh ang bermukim di sana.
Namun yang kini lebih dikenal adalah nama Pasemah. Konon, munculnya nama
Besemah adalah karena keterkejutan puyang Atong Bungsu manakala melihat banyak
ikan “Semah” di sebuah sungai yang mengalir di lembah Dempo. Yang terucap oleh
puyang tersebut kemudian adalah “Be-semah” yang berarti ada banyak ikan semah
di sungai tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar